Ada istilah yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu "tak kenal maka tak sayang". Hal inilah yang biasanya diungkapkan para pembicara atau para pemimpin saat berbagi pengalaman dengan orang-orang disekitarnya. Termasuk Ko Ricko, pemimpin yang saya temui saat masa remaja Kelas @ SMP, tepatnya waktu dikomsel. Komsel itu singkatan dari Komunitas Sel yang terdiri dari beberapa anggota dan diketuai oleh seorang pemimpin sel ataupun seorang pembina.
Komsel Remaja Banda Aceh yang heterogen, yaitu mayoritas orang-orang cina dan sisanya jawa dan batak. Walau berbeda warna kulit namun kami dipersatukan dalam Kristus. Sebagai buktinya, orang-orang yang ada didalam video (dibawah ini) bisa kompak bahkan sudah seperti keluarga sendiri. Terutama saya, sangat mencolok diantara teman-teman yang lain (istilahnya itu black and white) hahahaa,,,. Awalnya kaget karena dipilih KOKO jadi anak binanya, tapi seiring berjalannya waktu, saya paham dan bersyukur untuk kesempatan ini kurang lebih 5 tahun sadar gak sadar, suka gak suka saya diawasi oleh pemimpin saya.Sampai sekarang juga awasi kali yaa,.. tapi dari jauh.. #pothing...
Berat jadi anak bina KOKO, tapi memanglah tak akan pernah terlupakan. Pemimpin yang luarbiasa dalam hidupnya Puspa dan juga teman-teman lainnya. Angkatan pertama itu, Willy, Devan dan saya. Yang sadar gak sadar, saya itu gak bisa lepas dari pemimpin yang satu ini. Angkatan kedua yang terdiri dari Ivan, VJ, Warrick pun saya ikut terlibat. Heran, koq bisanya. Saya juga bingung.
Tapi lewat pembinaan ini, banyak hal yang terjadi dalam hidupnya Puspa, banyak perubahan dari diri seorang Puspa. Yang juga berpengaruh sampai saat ini, bahkan sampai nanti Puspa udah tua kalinya. Kemudian Puspa nemuin keluarga baru, punya koko dan cici yang selalu ada saat Puspa susah dan sedih. Thanks God, thanks KOKO Dan hal ini pun, juga dirasakan koq sama temen-temen baik angkatan pertama maupun kedua. Kalo disuruh diungkapkan itu gak cukup 1 hari, gak cukup 1 lembar kertas. Apalagi kalo Ivan, 1 minggu gak kelar kali itu kesan dan pesan buat KOKO. #damaiVan
Kata yang paling sering dan kudu diinget ama anak-anak bina KOKO itu "DEMI", udah deh, kalo udah ngomong kata itu semua kudu ditinggalin. Bayar harga coy. Dulu sih waktu zaman sekolah beneran bayar harga, tapi sekarang jujur aja sih, gk seDEMI dulu. Ampunilah kami Tuhan, setidaknya ada perjuangan dan niat hati kan, hehe, #ngeles...
Hidup itu proses pembelajaran, belajar itu dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak paham menjadi paham. Inget banget, pertanyaan pertama yang saya ajukan kepada KOKO, "ko, bohong untuk kebaikan itu boleh kn?" dan jawaban koko simple banget, yang namanya bohong itu dosa, gak kenal sedikit atau banyak, bukan untuk kejahatan ataupun kebaikan, bohong ya bohong,. paham kn Puspa. Aigoo, Keinget loh itu sampai sekarang. Masih banyak lagi pelajaran-pelajaran dan contoh-contoh yang KOKO kasih tahu ke anak binanya masing-masing. Pokok e membekas di hati, tak lekang oleh waktu lah, haha,,,
Terima kasih Tuhan, sudah memberikan kami pemimpin yang luarbiasa, pemimpin yang kuat, pemimpin yang peduli sama kami, thanks KOKO udah milih kami jadi anak-anak bina KOKO, thanks udah berbagi hidup dengan kami. thanks untuk waktu-waktu kebersamaan yang gak bisa dibayar oleh apapun. thanks untuk setiap kata-kata doa yang KOKO berikan kepada kami.
Ini kami anak-anak bina KOKO, tidaklah sempurna, tapi terus berjuang ditengah arus kehidupan ini, dengan mengandalkan Tuhan dan terus melayani Dia. Sampai berjumpa kembali ko.. we love u... God bless.. and Happy B'day. wish u all dbest... Imanuel
