Friday, January 9, 2015

Part #2 Menjadi Seorang VJ




    Pengalaman yang luar biasa diawal tahun 2015 menjadi seorang VJ. Jalan-jalan bersama keluarga besar ke kota tua pun saya jadikan kesempatan untuk mencoba membuat video dengan secara langsung memberikan informasi mengenai situasi yang terjadi saat itu.
    Melihat sekeliling sekaligus menikmati suasana kota tua dan tak lupa sambil jajan es potong (karena jarang ada diluar kota tua). Ada sekumpulan orang yang membentuk lingkaran besar ditengah kawasan Taman Fatahillah, saya langsung menyusup masuk dalam lingkaran tersebut. Ternyata orang yang menyerupai patung sudirman dikerumuni orang banyak, menarik dan unik karena dapat duduk tanpa menggunakan kursi. Langsung saja saya memanggil kakak saya untuk merekam kejadian tersebut, dan tanpa ragu dan malu saya fokus didepan kamera melaporkan apa yang saya lihat. Walaupun orang-orang disekitar secara secara serentak menoleh ke arah saya. Antara nekat sama narsis, beda tipis. Baiklah, tetap stay di depan kamera.
    Bisa karena terbiasa, tidak mudah tapi sederhana itulah kedua prinsip hidup saya, oleh sebab itu menjadi seorang VJ harus selalu siap dimana dan kapan pun saya berada, saat ada hal menarik dan moment yang jarang ditemui langsung saja direkam.
    Berbekal ilmu dari perkuliahan dan membaca buku-buku seputar reporter, saya semakin yakin untuk menjadi seorang VJ. Terlebih beberapa hal dibawah ini yang sangat membantu saya untuk menghasilkan sebuah liputan sederhana yang menarik dan orisinal.
    Yang pertama itu naskah sederhana (simplify the script), akan memudahkan dan memberikan informasi yang lebih fokus.  Naskah menjadi acuan untuk menghasilkan sebuah liputan, dari naskah kita tahu gambar apa yang harus diambil. Intinya seorang VJ harus mampu mevisualisasikan naskah yang ada. Untuk itu naskah menjadi point dasar yang harus mengakar dalam diri seorang VJ. Naskah harus tetap berdasarkan fakta yang ada dan harus actual, sesuai dengan kaidah jurnalistik.
    Yang kedua itu gunakan beberapa gimmick (use a lot of gimmicks). Beda tipis dengan sensasi, namun yang menjadi dasar tetap informasi yang diberikan factual dan actual. Untuk menarik perhatian penonton supaya melihat video kita, gimmick menjadi kuncinya dan ini dia bisa karena terbiasa. Gimmick dengan mudah tercipta karena kepekaan seorang VJ, dan juga keberanian VJ menentukan adegan mana yang dijadikan gimmick.
    Yang ketiga itu menentukan bingkai berita (new blocking/framing). Subjektivitas seorang VJ, memilih tempat yang tepat dan sesuai dengan naskah yang ada. Bukan tidak objektif dan tidak factual namun  subjektivitas disini berarti dan  juga penting, supaya hasil video enak dilihat dan informasi yang disampaikan tepat sasaran. 
    Yang keempat itu menangkap moment (highlight moments/scripts). Disini bukan melenceng dari naskah yang sudah dibuat, namun jika ada moment yang jarang terjadi sebaiknya tetap direkam, karena dapat melengkapi ataupun menjadi tema baru untuk video yang akan dibuat.  Dibutuhkan kepekaan dan kecepatan dalam menangkap moment, terutama dikawasan yang ramai dibutuhkan keahlian untuk mendapat posisi merekam yang baik dan bagus.
    Yang kelima itu video dilengkapi dengan audio (audio have to be perfect). Hidup terasa hampa tanpa ada suara, begitu pula sebuah video tanpa audio itu bagaimana sayur tanpa garam. Seorang VJ harus mampu menentukan audio yang tepat, terkadang audio natural seperti suara kendaraan bermotor-orang berteriak-bunyi terompet dan lain-lain tidak bisa dihilangkan, karena akan menambah unsur factual dan actual sebuah video. Lagi-lagi, bisa karena terbiasa. Audio untuk sebuah video akan secara otomatis mudah ditentukan jika kita sering membuat video.
        Tunggu apa lagi, setiap ada kesempatan dan moment yang bagus, rekam dan hasilkan sebuah video yang menarik!! Waktu tak pernah salah, waktu tak bisa dirulang, dan waktu tak mau menunggu . Oleh sebab itu gunakan waktu yang ada untuk menjadikan diri sebagai seorang VJ. Dan biarkan waktu menjadi saksi perjalanan hidup.
Sebagai saksi tercatat tanggal 01 January 2015 adalah langkah awal saya menjadi seorang VJ, berikut liputannya:


No comments:

Post a Comment